ANALISA MANAJEMEN
GRAB BIKE
OLEH :
1.
Dwi Riyadi
2.
Dalfario Andreyosman
3.
Eka Wahyu Andayani
4.
Ivana Yovita
5.
Merry Amelia
PENDIDIKAN TATA NIAGA A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan
menyelasaikan makalah yang berjudul “Analisa Manajemen GrabBike” . Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis
ojek online serta manfaatnya bagi khalayak umum.
Kami menyadari adanya hambatan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak
yang mendukung dan membantu sebelumnya. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 8 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar
Isi............................................................................................................................. 2
BAB I (PENDAHULUAN)
Latar
Belakang........................................................................................................ 3
Rumusan
Masalah.................................................................................................... 3
Tujuan
Penulisan...................................................................................................... 4
Manfaat
Penulisan................................................................................................... 4
BAB
II (ISI)
Sejarah
Perusahaan Grab Taxi................................................................................. 5
Sosialisasi
Grab Bike di Indonesia.......................................................................... 5
Sistem
Perekrutan.................................................................................................... 6
Pelayanan
Grab Bike............................................................................................... 7
Sistem
Gaji dan Bonus............................................................................................ 8
Pengalaman
Pengguna Grab Bike........................................................................... 8
Persaingan
di Pasar Lokal........................................................................................ 8
Konflik
Grabbike dengan Ojek Pangkalan.............................................................. 9
Grabbike
VS Gojek................................................................................................. 10
BAB
III (PENUTUP)
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
Saran........................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebuah
bisnis yang bisa dijalankan secara online. Pada masa sekarang, perkembangan
bisnis online sangat fanatik.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan-iklan
yang ada di internet baik dari Indonesia maupun di luar negeri sana.
Seolah-olah bisnis online telah menjamur dikalangan masyarakat di dunia. Baik
perusahaan yang besar, perusahaan menengah, ataupun yang home industri. Mereka
berlomba-lomba untuk melakukan bisnis online di internet, sebab bisnis online
dapat menekan biaya promosi yang mahal. Jadi bisnis online dapat memberi untung
yang besar terhadap kita yang menjalankan bisnis tersebut asalkan kita serius
dan menjalankan bisnis tersebut dengan benar.
Salah satu bidang usaha adalah jasa. Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu
sendiri mempunya banyak arti, dari mulai pelayanan pribadi sampai jasa sebagai
suatu produk. (Rambat Lupiyoadi:2013). Sebenarnya bangyak pakar mengemukakan
mengenai apaitu jasa, seperti yang dikemukakan oleh kotler (2004) dalam Rambat
Lupianto (2013) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan dan kegiatan yang
ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin
berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Teknologi
transportasi merupakan satu dari sedikit sektor usaha jasa dimana lalu lintas
di jalan sama pentingnya dengan lalu lintas di dunia maya. Jakarta sendiri
memiliki kondisi
kemacetan terparah di dunia. Bagi kebanyakan pihak, masalah ini
sering diabaikan. Namun ada beberapa pihak yang melihat masalah ini sebagai
solusi bisnis menjanjikan.
Bagaimanapun,
karena ranah transportasi Indonesia menampilkan salah satu peluang terbesar di
Asia Tenggara, GrabBike tidak dapat secara mudah memenangkan pasar ini tanpa
menghadapi banyak rintangan. Khususnya di Jakarta, salah satu tantangannya
datang dari pesaing lokal Go-Jek yang
mendapat julukan “Uber untuk sepeda motor”.
Go-Jek dan Grabbike lahir karena perkembangan teknologi
sehingga sulit rasanya menolak kehadiran mereka, bagi para tukang ojek di
pangkalan kiranya perlu berpikir lebih cerdas, meskipun segmen pasar berbeda,
tetapi bagaimana memanfaatkan teknologi sehingga memiliki kesempatan yang sama
dalam mencari penumpang.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang
dapat kami simpulkan dari fenomena ojek online antara lain :
1. Sejarah
ojek online khususnya Grabbike dari perusahaan Grab Taxi ?
2. Bagaimana
sosialisasi Grabbike di Indononesia ?
3. Bagaimana
manajemen yang ada di perusahaan Grab Taxi ?
4. Apa
saja konflik yang muncul dari persaingan dengan ojek pangkalan dan pesaing
“Gojek” ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
sejarah ojek online khususnya Grabbike dari perusahaan Grab Taxi
2. Memahami
sosialisasi Grabbike di Indononesia
3. Bagaimana
manajemen yang ada di perusahaan Grab Taxi ?
4. Mengetahui
konflik yang muncul dari persaingan
dengan ojek pangkalan dan pesaing “Gojek”
D. Manfaat
Penulisan
Dari penulisan makalah
ini kami dapat mengetahi lebih jauh bagaimana bisnis online itu berjalan
khususnya pada perusahaan jasa dan dapat mengambil keuntungan yang menjanjikan.
BAB II
ISI
A.
Sejarah
Perusahaan Grab Taxi
GrabTaxi
diciptakan di Malaysia oleh lulusan MBA Harvard Business School, Anthony Tan.
Sebelum memulai perusahaan ini pada 2012, Anthony bekerja sebagai kepalamarketing di
perusahaan keluarganya, Tan Chong & Sons Motor Company. Perusahaan ini dikenal menangani
waralaba Nissan dan Subaru, dan mewakili Changan Automobile di Singapura,
Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Perusahaan ini merupakan anak usaha
dari perusahaan di Hong Kong, Tan Chong International. Tan Chong & Sons
Motor melayani penjualan mobil, namun tidak untuk motor. Usaha tersebut juga
melayani perbaikan dan servis mobil.
Di akhir Mei, startup
unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta. GrabTaxi
menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan
layanan ini. Seperti yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan,
pengguna dapat mencoba layanan ini secara gratis selama hampir dua minggu. GrabBike melaporkan telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu pertama
peluncurannya.
Banyak orang
bisa saja berpendapat bahwa Anthony memang terlahir sebagai anak konglomerat
karena perusahaan keluarganya tersebut. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa
Anthony membangun GrabTaxi tanpa adanya campur tangan dari bisnis keluarganya.
Ia hanya mendapat bantuan dana dari sang ibu. Di ranah startup transportasi
Indonesia, kekuatan Anthony terletak pada sumber daya dan infrastruktur GrabTaxi.
Namun ia belum familier dengan kondisi pasar lokal.
B.
Sosialisasi
Grab Bike di Indonesia
Sosialiasi yang dilakukanolehpihakgrabbikeyaitu penjelasan dan
pendekatan lisan bahwa Grabbike hadir bukan sebagai
pesaing para ojek pangkalan, melainkan untuk merangkul ojek pangkalan agar bisa
bergabung di Grabbike dan menikmati
rangkaian keuntungan yang bisa didapatkan selama mengemban karier menjadi
driver Grabbike.Lewat proses
sosialisasi tersebut, memang tidak sedikit ojek pangkalan yang mengubah pikiran
mereka untuk bergabung dengan Grabbike.
C. Sistem Perekrutan
Grabbike merupakan ojek online yang bisa
dipesan melalui smartphone. Kali ini Grabbike akan membuka pendaftaran skala
besar pada tanggal 1 September 2015.Layanan
transportasi sepeda motor GrabBike hari ini (12/8) secara resmi melakukan
proses perekrutan massal bertajuk GrabBike Kingdom untuk armadanya. GrabBike
menggelar walk-in registration bagi para calon driver yang ingin
terdaftar. Pihak GrabBike mencatat sekitar 3500 calon driver yang
telah melakukan pendataan, dan 5000 lainnya yang melakukan walk-in
registration.
Sebanyak lebih
dari tiga ribu calon driver yang hadir melakukan serangkaian tahap seleksi
dengan menerapkan sistem standarisasi penerimaan. Seleksi tahap pertama terdiri
dari dari uji kelayakan kendaraan, pemenuhan detil informasi pribadi, dan
pembagian smartphone. Seleksi tahap kedua melingkupi penggunaan
aplikasi dan smartphone dengan lebih komprehensif. Tahap akhir ialah
pelatihan dan penyuluhan berkendara aman dan prosedur antar-jemput lainnya yang
ditandai dengan penyerahan atribut sebagai tanda resminya driver tergabung
dalam keluarga besar GrabBike.
Sebagai bagian
dari kehidupan masyarakat Indonesia, GrabBike memiliki komitmen untuk
menciptakan layanan transportasi ojek yang aman dan efisien di tanah air. dan
kami menyambut siapa saja yang ingin menjadi bagian keluarga GrabBike. Oleh
karena itu kami selalu menerapkan standar pada layanan kami, di mana melalui
proses penerimaan ini kami dapat menyaring para calon pengendara dan memberi
mereka pelatihan yang memadai.
Driver yang telah mengikuti seleksi dapat langsung menerima pemesanan hari
ini juga, sementara lima ribu calon driver lainnya yang melakukan walk-in
registration perlu menunggu beberapa minggu lagi.
Menurut Kiki,
waktu tersebut dibutuhkan bagi pihaknya untuk melakukan pendataan latar
belakang dan kelayakan untuk mengikuti tahap selanjutnya. Selain kendaraan
pribadi, Surat Izin Mengemudi (SIM) dinyatakan sebagai syarat utama yang tak
dapat dinegosiasi. Pihaknya juga menerapkan batas usia maksimal pelamar yakni
berumur 50 tahun. Berumur di atas itu akan ada serangkaian tes medis untuk
membuktikan kesehatan driver mereka.
Dengan amunisi
baru ini, GrabBike berusaha segera menguasai pasar transportasi di Ibukota.
Sementara kompetitornya memiliki berbagai macam layanan, GrabBike mengambil
momentum ini berusaha menjadi layanan transportasi berbasis sepeda motor yang
terbaik di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun persyaratan
- persyaratannya yang harus dipenuhu sebagai berikut:
- KTP dan Fotocopy (JABODETABEK)
- SIM C dan Fotocopy
- Umur maksimal untuk menjadi
driver grabbike 50 tahun
- Siapkan Materai Rp. 6000 cukup
1 lembar
- Uang Rp. 100.000,-
- Motor dengan kondisi prima
- Mampu membawa penumpang di
sekitar Jabodetabek
- Mengenal jalan JABODETABEK (
merupakan option karena nanti akan dibekali smartphone bisa menggunakan
GPS googlemap)
- Skck asli dan fotocopy harus di
bawa untuk ditunjukkan kepada staf grabbike.
- Bagi yang berumur 50 tahun
keatas diusahakan membawa surat keterangan sehat dari dokter.
- Pada saat pengambilan atribut
motor dan kelengkapan wajib standar.
Memberikan
Jaminan pilih salah satu bisa berupa:
- Kartu keluarga
- Ijasah
- Bpkb
- Buku nikah
D.
Pelayanan
Grab Bike
Aplikasi ini
akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan
besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi
catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan.
Mengenai keamanan pelanggan dibenarkan salah seorang staff
GrabBike yang tak ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan, GrabBike punya
sistem yang ketat untuk mengawasi drivernya. Bahkan, GrabBike tak segan
memberikan sanksi kepada driver yang ugal-ugalan.
Jika dilihat dari komunikasi antar muka aplikasi GrabBike di
ponsel pintar, pelanggan diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kritik
dan saran bagi drivernya. Tak hanya itu, nama driver, nomer handphone serta
plat kendaraan yang dimiliki pun terpampang jelas.
Pelanggan bisa melaporkan driver ketika ia mendapatkan
perlakuan tak enak. "Pasti langsung hari itu juga dipanggil dan
diproses," tutupnya.
E.
Sistem
Gaji dan Bonus
Sistem bagi
hasil di grabbike adalah 90% untuk driver dan 10% untuk perusahaan.
Serta bonus setiap kali mengantar / order penumpang serta bonus akan diberikan
minimal jika mendapat 10 Order / penumpang.
F.
Pengalaman
Pengguna Grab Bike
Untuk
memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini
terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi
pengguna, dan cukup akurat.
Layanan aplikasi GrabBike ternyata primadona bagi kaum Hawa,
khususnya bagi mereka pekerja kantoran. Layanan jasa ini dinilai memberikan
keamanan yang terjamin.
"Data dari kantor lebih banyak perempuan. Hampir 60
persen lebih perempuan yang naik GrabBike. Biasanya saya dapat penumpang habis
pulang kantor malam," kata salah satu driver GrabBike.
Kaum wanita memilih layanan karena
sistem keamanan terjamin. Tiap data driver sudah disimpan di kantor. Bahkan,
untuk mengawasi drivernya, GrabBike menahan barang berharga milik driver
sebagai jaminan.
Promo yang sedang digencarkan
GrabBike menambah permintaan pelanggan. Meski pelanggan membayar murah, namun
driver tetap mendapat harga penuh dari kantor.
"Karena murah, cuma Rp 15 ribu
sudah bisa kemana-mana.” Jelas salah satu pelanggan.
G.
Persaingan di Pasar
Lokal
Untuk saat
ini, adil rasanya mengatakan Go-Jek memiliki poin lebih dibandingkan GrabBike.
Go-Jek telah memiliki setidaknya 2.500 armada ojek di Jakarta, dan “ojek jaket
hijau” telah familier untuk masyarakat di ibukota. Go-Jek telah lama membangun
infrastruktur untuk menyediakan berbagai layanan, termasuk layanan kurir,
belanka, dan pengantaran makanan yang disebut Go-Food (yang menjadi pesaing
dari FoodPanda). Go-Jek juga telah merambah bisnis ke daerah lain seperti
Bandung, Bali, dan Surabaya.
Namun, Anthony Tan dan GrabTaxi
miliknya tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan banyaknya dana dan reputasi
besar, GrabBike juga berpotensi mengungguli Go-Jek jika mengembangkan teknologi
yang lebih bagus, merekrut lebih banyak pengemudi, dan menggencarkan upayamarketing.
Semua hal tersebut tentunya bisa dilakukan dengan mudah oleh perusahaan sekelas
GrabTaxi. Semuanya tergantung dari seberapa besar Anthony Tan ingin menyaingi
Go-Jek di Indonesia
H.
Konflik
Grabbike dengan Ojek Pangkalan
Uber di
Indonesia juga mengalami masalah. Tapi dalam bulan
ini, konflik antara pengemudi aplikasi ojek pesanan seperti Go-Jek dan GrabBike dengan pengemudi
ojek pangkalan rasanya jauh lebih panas daripada yang dialami Uber. Sejumlah
orang yang mengatas namakan pengemudi ojek bekerja sama, memasang banner,
dan menggunakan taktik intimidasi untuk mencegah Go-Jek dan GrabBike masuk ke
area tertentu.
Kalibata
City, sebuah kompleks apartemen besar di Jakarta Selatan, tampaknya menjadi
titik paling panas. Penghuninya yang berjumlah ribuan membuat tempat ini cukup menguntungkan,
dan tiap lima gerbang masuk utamanya punya pojokan dengan pengemudi ojek yang
nongkrong, siap menunggu penumpang.
Tapi, banner
di pohon dan pagar memperlihatkan bahwa Go-Jek dan GrabBike tidak diterima di
wilayah ini
I.
Grabbike
VS Gojek
Baik Go-Jek maupun
GrabBike menawarkan in-app user experience yang mirip. Untuk memesan
GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini
terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna, dan
cukup akurat.
Aplikasi ini akan
mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan
besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi
catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan.
Sepertinya aplikasi ini masih butuh perbaikan atau penambahan pengemudi
GrabBike. Ketika saya mencoba melakukan pemesanan, aplikasi ini menampilkan
sekitar 10 pengemudi di sekitar lokasi saya, namun saya tetap tidak berhasil
mendapatkan ojek. Hal ini dapat membuat pengguna jengkel, dan akhirnya lebih
memilih langsung mencari ojek terdekat.
Sedangkan Go-Jek,
meski masih jauh dari kesempurnaan, membuat pengguna lebih mudah mendapat ojek.
Bisa dibilang, dari sepuluh pemesanan yang dilakukan, delapan di antaranya
berhasil. Go-Jek tidak menampilkan pilihan untuk memberi tip, mungkin karena
memberi tip bukan hal yang umum di Indonesia. Bagaimanapun, jika pengemudi
memberikan pelayanan yang memuaskan, tidak tertutup kemungkinan pelanggan akan
memberi tip.
Salah satu masalah
dari Go-Jek adalah pengenalan fitur peta untuk daerah tujuan. Setiap kali
memesan, aplikasi masih sulit menemukan lokasi tujuan. Hal ini terkadang
membuat pengguna dan pengemudi bingung, dan sedihnya, tarif pembayaran bisa
saja tidak sesuai karena tujuan sebenarnya ternyata lebih jauh atau lebih
dekat. Secara keseluruhan, bagaimanapun, sepertinya Go-Jek memiliki keunggulan
dari segi user experience di Jakarta.
Namun pada akhirnya tidak ada yang menang ataupun
kalah, keduanya “Go-Jek dan Grab Bike”
sama-sama menjadi pemenang. Ojek pangkalan akan tersingkir dan
cara satu-satunya adalah melakukan perlawanan fisik seperti di Kalibata City
dan beberapa kawasan lain yang dengan terang-terangan sudah dibuat papan
pengumuman “Go-Jek dan Grab Bike” dilarang masuk. Ibarat seolah-olah persaingan
Indomaret dan Alfamaret yang pada akhirnya mereka justru mereka hidup
berdampingan memperbesar pasar minimarket yang terimbas adalah toko kelontong
di perumahan/perkampungan yang perlahan tutup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Go-Jek, dan Grabbike dinilai merupakan pilihan yang
realistis untuk saat ini di tengah perkembangan teknologi yang semakin
berkembang serta kemapanan ekonomi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi
masyarakat saat ini sangat dimanjakan cukup satu klik di tangan
"ojek" pun datang ke rumah, tak perlu pilih waktu, karena layanan
sistem online adalah 24 jam.
Go-Jek dan Grabbike sepertinya memberi harapan, baik kepada
para penumpang, ataupun bagi para tukang ojek di lapangan. Dengan aplikasinya
sistem layanan ojek online telah memberikan harapan bagi para penumpang, para
calon pengguna jasa tinggal mengklik pada aplikasi yang telah tersedia.
Demikian pula sebenarnya Sistem Ojek Online (Go-Jek Grabbike)
jugamemberikan harapan bagi para tukang ojek di pangkalan. Jika mereka
berkemauan merubah pola operasinya, bisa dengan cara bergabung atau menggunakan
layanan sejenis atau dengan merubah cakupan wilayahnya. Cara ini di samping
menghindari gesekan antar sesama pengojek, namun juga merupakan alternatif
cerdas karena jika menggunakan sistem online jumlah penumpang tidak terbatas,
berbeda jika mereka hanya pasrah duduk di pangkalan menunggu pelangganan atau
komsumen yang tak tahu kapan akan menggunakan jasanya.
B. Saran
Ojek online merupakan inovasi
yang sangat revolusioner, terutama di Indonesia. Penggunaan ojek online membawa
perubahan yang cukup besar di Indonesia karena tidak terbatas hanya untuk
mengantar orang saja, namun juga makanan dan dokumen.
Namun ternyata masih ada
kelemahan dari ojek online berupa perlindungan privasi dari penggunanya.
Mungkin memang bukan kesalahan dari aplikasinya, namun dari kualitas sumber
daya manusianya yang perlu diperbaiki.Kita tidak ingin ke depannya ojek online
dilarang oleh pemerintah karena permasalahan privasi.
Kami berharap Go-jek maupun
GrabBike memberikan pelayanan yang lebih baik karena ojek online sangatlah
membantu kepentingan banyak orang.
Daftar Pustaka
https://id.techinasia.com/mengapa-ojek-benci-go-jek-dan-grabbike/
http://www.kompasiana.com/ariefnulis/perang-go-jek-vs-grab-bike-siapa-terjungkal_55d36120b27a61c70bd7d32b
http://www.liputan6.com/tag/ojek-pangkalan-vs-ojek-online
Terbaik terima kasih banyak
BalasHapusTerima Kasih infonya
BalasHapussilahkan kunjungi www.patogbesi.com sebagai salah satu pelopor komunitas ojek online yang berbasis online.
BalasHapusKami tukang ojek berusaha menyisihkan waktu untuk menulis berbagai hal yang menarik dan bermanfaat bagi rekan2 ojek yang lain
#SalamSatuAspal
#SalamPatogbesi
A few items contain a mix of every one of the 3 for strong cancer prevention agent power that advances cardiovascular wellbeing. Diabetes. Green tea is likewise known to WELLNessPitch with supporting sound glucose levels. Green tea supplements are accessible in different structures. Joint pain: Omega 3 unsaturated fats, alongside different supplements, for example, glucosamine sulfate, methyl sulfonyl methane (MSM), hyal joint have been well-informed for their job in supporting joint wellbeing. Stress Induced Conditions.
BalasHapus